MAKALAH
HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU DENGAN GIZI PADA BAYI
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar
Belakang Masalah
Gizi
adalah suatu proses organisme menggunakan makanan yang dikonsumsi secara normal
melalui proses digesti, absorpsi, transportasi, penyimpanan, metabilisme dan
pengeluaran zat-zat yang tidak di gunakan, untuk memperthankan kehidupan,
pertumbuhan dan fungsi normal dari organ-organ serta menghasilkan energi.
(Sulistyoningsih Hariyani, 2011)
Masalah
gizi pada hakikatnya adalah masalah kesehatan masyarakat, namun
penanggulangannya tidak dapat di lakukan dengan pendekatan medis dan pelayanan
kesehatan saja. Masalah gizi yang terjadi di Indonesia mengenai gizi sudah
sangat memprihatinkan. Masalah gizi yang terjadi tidak lain adalah masalah gizi kurang, gizi buruk dan gizi
berlebih.
Gizi buruk di
Indonesia sudah menjadi salah satu bagian dari meningkatnya Angka Kematian Balita
(AKBA) yang semakin meningkat setiap tahunnya. Pada tahun 2014, tersurvei ada
sekitar 4,5 juta balita di Indonesia yang di laporkan mengalami gizi buruk
(infodatin,2015)
Melihat banyaknya balita yang mengalami gizi
buruk tentu menjadi tanda tanya besar bagi kita yang sebagian besar
penangggulangan perbaikan gizi buruk sudah di subsidi oleh pemerintah.
Di Kabupaten
Sumenep, dari data yang di ambil dari Dinas Kesehatan pada tahun 2014 terdapat 34 balita yang di temukan mengalami gizi
buruk. Tentu
hal ini sangat menjadi sorotan bagi masyarakat
mengingat tingkat perekonomian yang cukup maju di Kabupaten
Sumenep.
Gizi buruk
tersendiri merupakan salah satu bentuk terparah dari kurangnya gizi yang
menahun. Tingkat baik buruknya gizi pada balita dapat di lihat dari status gizi
balita tersebut. Mengingat gizi buruk yang di alami oleh balita-balita, maka
status gizi pada balita yang terjadi di Kabupaten Sumenep ini haruslah lebih di perhatikan dari berbagai kalangan
agar balita-balita yang ada di Kabupaten Sumenep ini tidak mengalami masalah
gangguan pada gizi.
Salah satu
faktor dari gizi buruk adalah kurangnya pengetahuan ibu. Sebagian luas dari
Kabupuaten Sumenep yang merupakan kepulauan, masih dalam proses menuju sadar
dalam pentingnya pendidikan. Hal ini di sebabkan masih banyaknya perempuan desa
yang di anggap kurang perlu bersekolah karna kelak suaminya lah yang akan
mencari nafkah. Bidan pun dalam memberikan penyuluhan mengenai status gizi
balita juga masih belum maksimal dalam memperbaiki keadaan masalah gizi.
Kekurangan
gizi merupakan masalah yang sangat kompleks dan saling berkaitan. Oleh karna
itu sangat penting mengetahui Hubungan Antara Tingkat Pengetahuan Ibu tentang
Gizi dan Status Gizi Balita di Kelurahan Kepanjin yang di angkat dalam judul
pembuatan proposal ini.
1.2
Rumusan
Masalah
1.2.1
Apa hubungan antara tingkat pengetahuan ibu
tentang gizi dengan status gizi balita?
1.2.2
Apa saja manfaat mengetahui tentang
status gizi balita?
1.2.3
Apa saja kendala yang di jumpai dalam
penentuan Status Gizi Balita di kelurahan Kepanjin?
1.2.4
Bagaimana peran bidan dalam memberikan
dukungan dan menunjang keberhasilan status gizi balita yang normal?
1.3
Tujuan
Masalah
1.3.1
Tujuan Umum
Untuk mengetahui
hubungan antara tingkat pengetahuan ibu tentang gizi dengan status gizi balita
di kelurahan Kepanjin.
1.3.2
Tujuan Khusus
a) Untuk
mengetahui tingkat pengetahuan ibu mengenai gizi pada balita
b) Untuk
mendeskripsikan mengenai pentingnya gizi bagi balita.
c) Untuk
mengetahui status gizi yang baik pada balita.
d) Untuk
mengetahui peran bidan dalam memberikan dukungan dan menunjang keberhasilan ibu
dalam menjaga gizi balita.
1.4
Manfaat
Penelitian
1.4.1
Manfaat Teoritik
Hasil penelitian
ini dapat di gunakan untuk mengetahui pentingnya hubungan antara pengetahuan
ibu tentang gizi dan satus gizi pada balita sehingga dapat menambah wawasan
serta masukan bagi ilmu kebidanan khususnya di bidang gizi.
1.4.2
Manfaat Praktis
a) Bagi
Masyarakat
Dapat mengetahui
informasi mengenai hubungan antara pengetahuan ibu tentang gizi dan satus gizi
balita.
b)
Bagi FIK kebidanan Universitas Wiraraja
Hasil Penelitian
di harapkan menjadi data untuk penelitian selanjutnya tentang hubungan antara
tingkat pengetahuan ibu tentang gizi dan status gizi balita.
c)
Bagi ibu Balita
Dapat
menambah pengetahuan ibu tentang gizi dan mampu menumbuhkan sikap yang positif
untuk memperhatikan gizi serta status gizi balita.
d)
Bagi Penelti
Sebagai
bahan untuk menambah pengetahuan dan wawasan mengenai pentingnya gizi dan
mengetahui status gizi pada balita.
1.5
Definisi
Operasional
1)
Gizi adalah suatu proses organisme
menggunakan makanan yang dikonsumsi secara normal melalui proses digesti,
absorpsi, transportasi, penyimpanan, metabilisme dan pengeluaran zat-zat yang
tidak di gunakan, untuk memperthankan kehidupan, pertumbuhan dan fungsi normal
dari organ-organ serta menghasilkan energi. (Sulistyoningsih Hariyani, 2011)
2) Status
gizi adalah ukuran keberhasilan dalam pemenuhan nutrisi untuk anak yang
diindikasikan oleh berat badan dan tinggi badan anak. Status gizi juga
didefinisikan sebagai status kesehatan yang dihasilkan oleh keseimbangan antara
kebutuhan dan masukan nutrien. Penelitian status gizi merupakan pengukuran yang
didasarkan pada data antropometri serta biokimia dan riwayat diit (Beck, 2000:
1).
3) Masalah
gizi di Indonesia meliputi, Kekurangan Energi Protein (KEP), Gizi Lebih
(Obesitas), kekurangan vitamin A (KVA), Anemia Gizi (AGB). (Dewi Ayu Bulan
Febry Kurnia dkk, 2013)
BAB
II
KAJIAN
TEORI
2.1 Penelitian Terdahulu
Di
bawah ini akan di uraikan yang mirip dengan penenlitian ini:
Judul
peneilitan belumnya adalah “HUBUNGAN
TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG GIZI DENGAN STATUS GIZI BALITA DI KELURAHAN
BALEDONO, KECAMATAN PURWOREJO, KABUPATEN PURWOREJO.”, nama peneliti dalam
penelitian terdahulu adalah Erni Kurniawati. Peneltian di lakukan pada
Bulan Mei-Juni 2011. Jumlah sampel 257 sampel anak balita dan 257 sampel
ibuanak balita. Lembaga dalam
penelitian terdahulu yaitu Akademi Kebidanan Purworejo. Masalah yang di teliti yaitu
hubungan tingkat pengetahuan ibu tentang gizi dengan status gizi balita di
kelurahan Baledono, kecamatan Purworejo, kabupaten Purworejo. Teori yang di
gunakan yaitu Pengetahuan Ibu, Status Gizi Balita. Metode yang di gunakan
yaitu Penelitian ini merupakan penelitian Analitik Korelasional, desain:
cross-sectional. Sampelnya anak balita yang dalam keadaan sehat atau
tidak menderita penyakit dalam 1bulan terakhir dan berada di wilayah Kelurahan
Baledono, Kecamatan Purworejo, Kabupaten Purworejo. Teknik pengambilan sampel
adalah teknik dengan Sampling Purposive. Ringkasan Hasil Penelitian
terdahulu yaitu berdasarkan uji Chi Square didapatkan p=0,001
(p<0,05), RP=3,003, 95%CI 1,846<RP< 4,887, jadi hubungan antara
tingkat pengetahuan Ibu tentang gizi dengan status gizi balita secara statisik dinyatakan
bermakna, sehingga dinyatakan ada hubungan antara tingkat pengetahuan ibu
tentang gizi dengan status gizi
balita. Berdasarkan uji Chi
Square didapatkan p=0,001 (p<0,05), RP=3,003, 95%CI 1,846<RP<
4,887, jadi hubungan antara tingkat pengetahuan Ibu tentang gizi dengan status
gizi balita secara statisik dinyatakan bermakna, sehingga dinyatakan ada
hubungan antara tingkat pengetahuan ibu tentang gizi dengan status gizi balita.
Berdasarkan hasil peneltian terdahulu, maka ada
persamaan signifikan yang pertama yaitu objek penelitian. Dalam penelitian terdahulu
sampel yang di gunakan yaitu 257 sampel anak balita dan 257
sampel ibu anak balita, sampel balita dan sampel ibu juga digunakan dalam
penelitian saat ini. Yang kedua yaitu masalah penelitian, dalam penelitian terdahulu
masalah yang diangkat yaitu masalah pengetahuan ibu tentang gizi dan satus gizi
balita, dalam penelitian ini juga masalah yang diangkat adalah masalah
pengetahuan ibu tentang gizi dan status gizi pada balita. Dan yang ketiga yaitu metode yang digunakan, metode
yang di gunakan oleh peneliti terdahulu yaitu cross sectional. Dalam metode ini
titik potong permasalahan adalah balita dan ibu oleh sebab itu metode yang di
gunakan pada penelitian terdahulu dan penelitian yang di lakukan saat ini sama.
Sedangkan perbedaannya yaitu yang pertama teori yang di gunakan. Pada
penelitian terdahulu teori-teori yang digunakan yaitu tentang pengertian dari
pengetahuan ibu dan pengertian dari status gizi balita. Sedangkan pada
penelitian ini terori yang di gunakan yaitu teori mengenai gizi untuk
balita,masalah gizi, dan hubungan pola makan dan status gizi. Yang ketiga yaitu
waktu, penelitian terdahulu dilakukan pada tahun 2011, sedangkan penelitian ini
di lakukan pada tahun 2015.
2.2 Teori yang Digunakan
a) Gizi untuk Balita.
·
Peranan Gizi bagioerkembangan otak dan
motorik balita pada usia 1-5 tahun adalah periode penting dalam tubuh kembang anak. Masa ini
merupakan pertumbuhan dasar anak, selain itu juga terjadi perkembangan
kemampuan berbahasa, berkreativitas, kesadaran sosial, emosional, dan
intelegensia berjalan sangat cepat yang merupakan landasan bagi perkembangan
anak Selanjutnya.
·
Kebutuhan Gizi Balita yaitu makan balita
berpedoman pada gizi yang seimbang, serta harus memenuhi strandart keucukupan
gizi balita. Gizi seimbang merupakan keadaan yang menjamin tubuh memperoleh
makanan yang cukup dan mengandung semua zat gizi dalam jumlah yang dibutuhkan.
(Dewi Ayu Bulan Febry Kurnia dkk, 2013)
b) Masalah Gizi.
·
Kekurangan Energi Protein (KEP), yaitu
gangguan gizi yang di sebabkan oleh kekurangan protein dan atau kalori serta
sering di sertai dengan kekurangan zat gizi lain.
·
Gizi Lebih (Obesitas), yaitu penyakit
gizi yang di sebabkan kelebihan kalori dan di tandai dengan akumulasi jaringan
lemak secara berlebihan di seluruh tubuh. Merupakan keadaan patologis dengan
terdapatnya penimbunan lemak yang berlebihan dari yang di perlukan untuk fungsi
tubuh.
·
Kekurangan Vitamin A (KVA),
·
Anemia Gizi Besi (AGB), yaitu kekurangan
kadar haemoglobin (Hb) dalam darah yang di sebabkan karena kekurangan zat gizi
yang di perlukan untuk pemebentukan Hb tersebut. (Dewi Ayu Bulan Febry Kurnia dkk, 2013)
c) Hubungan Pola Makan
dengan Status Gizi.
Pola makan yang seimbang, yaitu
sesuai dengan kebutuhan disetai peraligan bahan maanan yang tepat akan
melahirkan status gizi yang baik. Asupan makanan yang melebihi kebutuhan tubuh
akan menyebabkan kelebihan berat badan dan penyakit lain yang disebabkan oleh
kelebihan gizi. Sebaliknya, asupan makanan kurang dari yang dibutuhkan akan
menyebabkan tubuh menjad kurus dan rentan terhadap penyakit. Keuda keadaan
tersebut sama tidak baiknya sehingga di sbeut gizi salah.
Keadaan
gizi salah adalah kurang makan dan berat badan yang kurang merupakan hal yang
banya terjadi di berbagai daerah atau negara miskin. Sebaliknya keadaan gizi
salah akibat konsumsi gizi berlebihan, merupakan fenomena baru yang semkain
lama semakin meluas. Keadaan ini terutama dialami oleh masyarakat lapiran
menengah ke atas, yakni munculnya obesitas pada anak dan remaja perkotaan
dengan kategori ekonim atas. ( Sulistyoningsih, 2011)
BAB III
LANGKAH-LANGKAH KERJA
3.1 Desain Kerja
Penelitian ini menggunakan desainanalitik
korelasional yaitu suatu penelitian yang bertujuan mengungkapkan hubungan
korelatif antara dua variabel(Nursalam, 2008). Dalam penelitian ini peneliti
ingin mengetahui hubungan pengeluaran kolostrum dengan asupan gizi ibu nifas.
Lokasi penelitian adalah tempat atau lokasi
dilakukan penelitian (Notoatmodjo,2010).Penelitian ini akan dilakukan di
Kelurahan Kepanjin, Kec Kota, Kab.Sumenep karena di dasarkan pada beberapa
pertimbangan:
1) Lokasi
dekat dengan rumah peneliti, sehingga memudahkan dalam proses penelitian.
Waktu penelitian adalah rentang waktu
yang digunakan untuk melaksanakan penelitian (Notoatmodjo,2010).Penelitian ini
akan dilaksanakan pada bulan Desember 2015.
3.2 Objek penelitian
Populasi
adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang mempunyai
kuantitas dan karaketristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti dan
dipelajari kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono,2010). Populasi yang
digunakan dalam penelitian ini yaitu ibu yang memiliki balita.
Sampel adalah sebagian yang diambil
dari keseluruhan objek yang diteliti dan dianggap mewakili seluruh populasi
(Notoatmodjo,2010).Menurut Arikunto (2006), jika populasi kurang dari 100 lebih
baik diambil semua, tetapi jika populasi lebih dari 100 dapat diambil 10%-15%
atau 20%-25% atau lebih.Sampel yang digunakan dalam pnelitian ini ibu yang
memiliki balita di Kelurahan Kepanjin, Kec. Kota, Kab. Sumenep sebanyak 40
orang.
3.3 Tehknik Pengumpulan Data
Teknik sampling adalah suatu proses seleksi sampel yang
digunakan, dalam penelitian dari populasi yang ada, sehingga jumlah sampel akan
mewakili keseluruhan populasi yang ada (Hidayat,2010).Teknik pengumpulan data
pada penelitian ini menggunakan total sampling.
3.4 Instrumen Penelitian
Instrumen
penelitian ini adalah kuesioner tertutup yang diisi dengan responden.Kuesioner
adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi
dari responden dalam arti laporan tentang hal-hal yang diketahui dan sudah
disediakan jawabannya.Kuesioner tertutup adalah kuesioner yang sudah disediakan
jawabannya sehingga responden tinggal memilih (Arikunto,2010).
Kuesioner diambil dari sumber teori
tentang jenis asupan gizi yang pernah dikonsumsi ibu selama masa hamil. Serta
asupan gizi pada bayi sampai balita.
DAFTAR PUSTAKA
Dewi Ayu Bulan
Febry Kurnia, Nurul Pujiastuti, dan Ibnu Fajar. 2013. Ilmu Gizi Untuk Praktisi Kesehatan. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Sulistyoningsih
Hariyani. 2011. Gizi Untuk Kesehatan Ibu
dan Anak. Yogyakarta: Graha Ilmu
Infodatin Pusat Data
dan Informasi Kementrian Kesehatan RI . 2015. Situasi dan Analisis Gizi. Jakarta:
Notoatmodjo,S.2010.Metodologi Penelitian Kesehatan.Edisi Revisi 10.
Jakarta:Rineka
Cipta.
Nursalam.2008.
Konsep dan Penerapan Metodeologi
Penelitian Ilmu Keperawatan Pedoman,Skripsi, Tesis, Intruksi Penelitian
Keperawatan.Jakarta:Rineka Cipta
0 komentar:
Posting Komentar